Beranda | Berita Utama | White Crime | Cyber Crime | EkBis | Opini | INDEX Berita
Eksekutif | Legislatif | Gaya Hidup | Selebriti | Nusantara | Internasional | Lingkungan
Politik | Pemilu | Peradilan | Perdata| Pidana | Reskrim
Internasional    
Sri Lanka
Sri Lanka akan Selidiki 'Upaya Kudeta'
Monday 12 Jan 2015 07:41:48
 

Juru bicara Mahinda Rajapaksa menepis tudingan upaya perebutan kekuasaan.(Foto: twitter)
 
SRI LANKA, Berita HUKUM - Pemerintah baru Sri Lanka mengatakan akan menyelidiki hal yang disebut upaya kudeta oleh Mahinda Rajapaksa, setelah ia kalah dalam pemilihan presiden Jumat lalu.

Klaim tersebut diungkapkan oleh Rajitha Senaratne, seorang juru bicara presiden baru, Maithripala Sirisena. Ia mengatakan mantan Presiden Rajapaksa baru mundur setelah panglima militer dan kepala kepolisian menolak membantunya tetap berkuasa.

"Bahkan di saat terakhir, ia berusaha mempertahankan kekuasaan. Baru ketika ia sadar bahwa ia tidak mempunyai pilihan lain, ia memutuskan pergi," kata Rajitha Senaratne di Colombo, Minggu (11/1).

Rajapaksa telah mengaku kalah dalam pemilihan presiden, hanya mengantongi 47,6% suara.

Baik militer maupuan kepolisian Sri Lanka belum memberikan pernyataan terkait tuduhan upaya kudeta itu, tetapi juru bicara Rajapaksa menyebut tuduhan tersebut tidak berdasar.

"Tidak ada ada upaya seperti itu sama sekali," tegas Mohan Samaranayake.

Secara umum Sri Lanka bebas dari intervensi militer dalam kehidupan politik, kecuali perebutan kekuasaan pada 1962 yang gagal menggulingkan pemerintah.

Sejak saat itu tidak ada peran langsung militer di pemerintahan

Sementara, Pemimpin Sri Lanka Mahinda Rajapaksa yang telah lama berkuasa di negara itu dinyatakan kalah dalam pemilihan presiden.

Hasil resmi pemilihan presiden menunjukkan bahwa Maithripala Sirisena, mantan sekutu presiden petahana, telah mengantongi 51.3% dari suara yang masuk.

Rajapaksa, yang sudah berkuasa sejak tahun 2005, mengatakan di Twitter bahwa ia berharap adanya peralihan kekuasaan yang berlangsung dengan damai.

Para pendukungnya memujinya karena berhasil mengakhiri perang saudara di negara itu serta mendorong kemajuan ekonomi, tetapi para pengritiknya mengatakan Rajapaksa semakin menjadi otoriter dan korup.

Sirisena sudah menerima janji-janji akan adanya dukungan dari kelompok Tamil serta para pemimpin Muslim sebelum pemilihan presiden diadakan.

Namun hasil yang masuk juga menunjukkan bahwa ia mendapatkan porsi besar dari mayoritas suara yang diberikan oleh kelompok warga Sinhala, yang sebagian besar sangat mendukung Rajapaksa dalam pemilihan-pemilihan sebelumnya.(BBC/bhc/sya)



 
   Berita Terkait >
 
 
 
ads1

  Berita Utama
Mengapa Dulu Saya Bela Jokowi Lalu Mengkritisi?

Mudik Lebaran 2024, Korlantas: 429 Orang Meninggal Akibat Kecelakaan

Kapan Idul Fitri 2024? Muhammadiyah Tetapkan 1 Syawal 10 April, Ini Versi NU dan Pemerintah

Refly Harun: 6 Ahli yang Disodorkan Pihak Terkait di MK Rontok Semua

 

ads2

  Berita Terkini
 
Mengapa Dulu Saya Bela Jokowi Lalu Mengkritisi?

5 Oknum Anggota Polri Ditangkap di Depok, Diduga Konsumsi Sabu

Mardani: Hak Angket Pemilu 2024 Bakal Bikin Rezim Tak Bisa Tidur

Hasto Ungkap Pertimbangan PDIP untuk Ajukan Hak Angket

Beredar 'Bocoran' Putusan Pilpres di Medsos, MK: Bukan dari Kami

ads3
 
PT. Zafa Mediatama Indonesia
Kantor Redaksi
Jl. Fatmawati Raya No 47D Lt.2
Cilandak - Jakarta Selatan 12410
Telp : +62 21 7493148
+62 85100405359

info@beritahukum.com
 
Beranda | Tentang Kami | Partner | Disclaimer | Mobile
 
  Copyright 2011 @ BeritaHUKUM.com | V2